18.6.08

Bagaimana Tuh memulai usaha Warnet?

Warnet atau Warung Internet, juga banyak dikenal sebagai Cafe Internet (internet cafe), semakin menjamur di indonesia. Trend usaha di bidang IT telah begitu berkembang terutama sepuluh tahun terakhir ini, dimana akses internet semakin mudah diakses oleh semua kalangan. Perkembangan pengguna internet (user) juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data pengguna internet yang diupdate tanggal 30 juni 2007 oleh situs internet world stats ( http://www.internetworldstats.com/top20.htm ) indonesia menempati peringkat 14 dengan internet user sebanyak 20 juta orang, yang merupakan 8,9% dari seluruh penduduk Indonesia. Merupakan urutan ke 5 untuk kawasan Asia setelah Cina, Jepang, India dan Korea.

Dengan perkembangan user yang begitu cepat, maka bisnis Warnet menjadi sangat menjanjikan bahkan untuk 4-5 tahun ke depan terutama di kota-kota yang baru berkembang.

Bisnis ini jadi tidak mudah ketika harus memadukan 3 (tiga) kekuatan sekaligus, yaitu MODAL, TEKNIK dan MANAJEMEN. Orang yang memiliki modal tidak serta merta bisa langsung terjun di bisnis ini, ketika dia tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk dunia IT (Informasi Teknologi). Bahkan berhasil tidaknya, atau jalan tidaknya warnet justru banyak bergantung ke kemampuan teknis (dalam hal ini teknisi dan operator) dalam mensupport modal dan manajemen yang ada.

Mari kita cermati hal-hal pokok apa saja yang mesti diperhatikan bagi seseorang yang ingin memulai usaha/bisnis/investasi di bidang ini.

  1. Modal.. Warnet yang memiliki basis alat-alat yang modern tentunya harus didapatkan dengan modal yang relatif besar. Pos-pos apa saja yang mesti disiapkan untuk modal ini
  • Sewa Tempat, di kota-kota yang lagi berkembang sewa tempat untuk bangunan berukuran 4 x 10 meter adalah sekitar 6-7 juta per tahun. Bagi yang ingin memulai harus dipersiapkan disarankan minimal 3 tahun. Sehingga sewa tempat = 3 x 7 juta = 21 juta. Pemilihan lokasi juga sangat berpengaruh terhadap ramai atau tidaknya warnet.
  • Komputer. Dengan gambaran bangunan berukuran 4 x 10 meter, paling tidak bisa memuat 8 komputer klien, untuk memudahkan perhitungan kita pakai saja 10 unit klien, ditambah 1 unit komputer server. Jika masing-masing komputer memakai spek komputer Pentium 4 paling tidak 2,5 juta per unit. Untuk komputer berarti harus dikeluarkan 11 x 2,5 juta =27,5 juta.
  • Furniture dan sekat tiap bilik sekitar 500 ribu tiap bilik, jadi untuk 11 unit (termasuk server) = 11 x 500 ribu = 5,5 juta
  • Jaringan untuk 10 client paling tidak menggunakan kabel jaringan dengan panjang 150-200 meter. Bila memakai angka 200 meter x @ 4.000 (belden, USA) maka = 4 ribu x 200 = 800 ribu. Pemasangan dan setting jaringan 10 komputer = 1 juta.
  • Modem dan Hub, sekitar 800ribu.
  • Pasang spidi kalo dah ada line telp sekitar 100 ribu
  • Jumlah modal untuk 10 client = 21 juta + 27,5 juta + 5,5 juta + 1 juta + 1 juta = sekitar 56 juta (belum termasuk original software)
  1. Skill Teknis

Dalam hal ini adalah kemampuan setting jaringan dan kemampuan maintenance alat-alat (komputer) dan peralatan pendukungnya. Paling penting adalah kemampuan teknisi dalam menjaga kestabilan kecepatan akses internet yang diakses oleh pelanggan. Kunci suksesnya ada di sini.

  1. Manajemen

Adalah pengelolaan keuangan, SDM dalam hal ini operator (OP) dan penyiapan strategi yang jitu untuk menjaring pelanggan. Manajemen jadi faktor penting mengingat semakin banyaknya saingan harga antar warnet, dan masing-masing warnet menjalankan strategi yang berbeda-beda.

Sekilas dari sedikit uraian tadi ada beberapa hal yang mesti digaris bawahi, yaitu Warnet butuh modal cukup besar, kemampuan teknisi yang memadai dan manajemen yang pintar agak roda tetap berjalan dan bisa mendapatkan keuntungan.